Sinopsis Kluen Cheewit: Episode 1 part 3



Jee datang mengunjungi Tiw ke rumah sakit. Tiw yang kritis perlahan membuka matanya, ia menatap tajam kearah Jee dan bertanya kenapa Jee menabraknya. Jee meminta maaf, dia tak bermaksud melakukan itu. Tiw berkata apa Jee tidak tahu kalau rasanya sakit? Dan tiba-tiba saja Tiw meringis kesakitan. Jee panik dan saat ia akan pergi memanggil dokter, Tiw menarik tangannya, Jee langsung kaget begitu melihat darah keluar dari mulut Tiw, “Kau membunuhku… kau membunuhku” ucap Tiw gemetar. Jee yang ketakutan berulangkali mengatakan kalau dia sama sekali tidak bermaksud melakukannya. Jee berteriak minta dilepaskan, dan ternyata itu hanya mimpi buruk Jee. Sumpah, ini serem banged, udah kayak di film horror.



Jee bangun dan masih ketakutan, ia tak mengerti kenapa bisa bermimpi buruk begitu. Kemudian Dao, sahabatnya, datang, ia panik saat melihat Jee tak ada dimana-mana, ternyata Jee ngumpet dibalik tirai sambil makan es krim. Jee langsung kabur karena Dao pasti melarangnya makan es krim, tepat saat itu P’Suki datang dengan membawakan banyak makanan. Hanya untuk hari ini P’Suki mengijinkan Jee makan makanan apapun, jangan pedulikan kalori, Let’s party HAHAHAH. Jee tentu saja senang dan merebut kembali es krimnya.


Saat Jee tengah menikmati makanannya itu, dia mengatakan pada Dao kalau semalam dia bermimpi buruk, itu membuatnya stress. Akibat obat yang disuntikkan khun Sitta, Jee jadi tidak mengingat kejadian semalam, dia hanya menceritakan di dalam mimpinya dia menabrak seseorang, tapi rasanya seperti sungguhan. P’Suki yang menguping terlihat khawatir tapi setelah tahu Jee benar-benar tidak mengingat kejadian semalam, dia kemudian mengarang cerita kalau semalam Jee mabuk dan menghina Pim, itu sungguh memuaskan. Untung saja Khun Peeka berhasil mengejar reporternya kalau tidak mereka berdua bisa muncul di sampul majalah, HAHAHAH. Setelah menyuruh Jee minum obat, P’Suki langsung menyuruhnya tidur.



Di ruangan lain, P’Suki menceritakan kejadian sebenarnya pada Dao kalau Jee disuntik obat hingga terjadinya kecelakaan. Dia tidak tahu siapa yang melakukan itu pada Jee, kalau dia tahu dia juga mau memenjerakan orang itu. Untung saja Stefan mau menuruti kata-katanya, sehingga saat polisi datang polisi melihat Stefan lah yang menyetir bukan Jee.

Dao bertanya obat apa yang disuntikkan ke Jee, P’Suki menjelaskan itu adalah scopolamine yang membuat orang jadi mudah dibujuk untuk melakukan apapun dan setelah itu tidak mengingat apa yang dilakukan. Sebelum Jee mengingat kejadian semalam dia akan mmbereskan semua masalah ini.
Dao khawatir apa ada orang yang tahu tentang ini, takutnya orang itu akan memberitahu reporter. P’Suki memintanya tidak usah khawatir, dia kan P’Suki, dia bisa mendiamkan semua orang.


Asisten Pim memberitahu tentang P’Suki yang membatalkan semua acara Jee. Pim mengatakan dengan Jee yang bersembunyi seperti ini berarti berita tentang dia yang menabrak dan menjadikan supirnya pelaku adalah benar. Asistennya juga memberitahu kalau P’Suki bahkan melobi surat kabar untuk tidak membuat berita Jee tesebar. Pim bertanya apakah ada reporter di acara ini, asistennya mengiyakan, kalau Pim tidak mau diwawancarai dia akan membawa Pim keluar dari belakang. Pim tersenyum mengatakan dia bersedia diwawancara, tiba-tiba saja rasa cintanya pada reporter bertambah.


P’Suki datang terburu-buru memberitahu Chaiyan kalau Pim diwawancarai, mengatakan dia melihat Jee keluar dari hotel semalam. Chaiyan tidak terkejut karena semua reporter menanyakan hal yang sama padanya, namun dia tetap bilang seperti yang P’Suki katakan bahwa Jee tidak mengendarai mobil, Jee bersama P’Suki pada acara itu sampai selesai, tapi kelihatannya para reporter tidak mempercayai itu. P’Suki kesal sekali dengan Pim, seharusnya dia tampar saja Pim malam itu. Bagaimana jika reporter2 itu menggali berita ini dan menemukan Jee adalah pelakunya, apa yang akan dia lakukan?

HAHAHAHA, P’Suki keceplosan, dia lupa kalau Chaiyan masih ada disana sehingga Chaiyan bertanya bingung apa yang sebenarnya terjadi. Setelah dipaksa oleh Chaiyan, P’Suki pun membenarkannya, tapi Jee sama sekali tak bermaksud begitu, dia sudah disuntik obat. Apapun ceritanya, Jee hampir saja punya masa depan bagus, dia takkan membiarkannya hancur hanya karena masalah ini. Chaiyan mengerti, mereka kemudian sepakat untuk membalas Pim dengan mengatakan Jee sama sekali tak bersalah.



Sementara itu, di rumah sakit, Sathit melihat wawancara Pim yang mengatakan dia melihat Jee pergi malam itu. Sathit meremas tangannya, firasatnya semakin kuat kalau memang Jee lah orang yang menabrak Tiw. Piak datang kemudian, ia menyemangati Sathit untuk tetap sabar. Tiw adalah orang yang baik, tuhan pasti melindunginya. Ia juga menyampaikan pesan ayahnya kalau biaya rumah sakit Tiw akan ditanggung perusahaan. Ibu Tiw merasa tidak enak, tapi Piak dengan tulus meyakinkan bahwa Sathit sudah seperti saudaranya dan anak bagi ayahnya. Meskipun mereka tidak berhubungan darah, tapi orang yang Sathit cintai adalah bagian dari keluarga dia juga. Ibu Tiw sangat berterima kasih pada Piak, begitu juga dengan Sathit yang berjanji kalau Tiw sudah sembuh dia akan membawa Tiw ke uncle Por. Perawat kemudian datang memanggil dokter, memberitahu pasien yang bernama Tiwadee tekanan darahnya menurun. Ibu Tiw cemas takut terjadi apa-apa dengan Tiw.


Disaat yang sama, Jee yang lagi tidur terbangun karena mimpi buruk itu lagi. Dia mencoba nonton Tv untuk menghilangkan stressnya, tapi Dao melarang karena takut Jee akan melihat wawancara Pim. Saat Dao keluar membuatkan sup untuknya, diam-diam Jee mengambil tablet dan melihat press con P’Suki yang mengatakan Jee tidak terlibat dalam kecelakaan itu. Jee tersentak kaget, ia akhirnya mengingat semua kejadian sejak awal dia keluar dari pesta sampai menabrak Tiw. Jee histeris ketakutan mengetahui dirinya sudah menabrak seseorang.


Dokter keluar dari ruangan Tiw dan meminta maaf karena mereka tidak bisa menyelamatkan Tiw. Tiw meninggal dunia. Ibu langsung pingsan, Sathit menangis terduduk di lantai. Piak menelpon Chaiyan, ia memperingatkan agar manajer Jee melakukan press con yang sebenar-benarnya kalau tidak Jee akan berakhir di penjara karena membunuh seseorang. Apa? Membunuh seseorang? Atau.. atau Tiw? Chaiyan pun tahu kalau Tiw sudah meninggal dunia.



Sathit melihat Tiw untuk yang terakhir kalinya. Ia teringat saat di halte Tiw mengomelinya karena sering lupa minum obat, bagaimana kalau dia tidak ada, siapa yang akan memaksa Sathit? Semua kenangan2 indah mereka terlintas di pikirannya. Sathit menangis sedih, ia mengecup dahi Tiw, beristirahatlah dengan damai, Tiw.



Jee bersiap pergi untuk menebus kesalahannya, Dao yang datang tepat saat itu berusaha melarang Jee, namun Jee tetap bersikeras sampai kemudian ibu Jee, khun Jariya, datang menghentikan Jee.
Khun Jariya memarahi Jee, apa Jee tahu dia harus membatalkan semua acaranya untuk membereskan masalah ini dan Jee masih mencari masalah lagi untuknya? Jee membalas kalau dia tidak pernah meminta bantuan ibunya dan langsung pergi menuju ke kantor polisi. Dao mengejarnya, dengan bahasa yang lembut ia mencoba membujuk Jee. Khun Jariya menyuruh Dao membiarkan Jee pergi. Suki dan Stefan akan ditahan karena memberikan kesaksian palsu, mereka bertiga akan dipenjara. Apa Jee tidak memikirkan semua orang yang sudah berkorban untuknya? Kalau Jee tidak mau masalah ini semakin buruk, maka diamlah dan ikuti saja permainannya. Jee bersikeras dia akan melaporkan dirinya sendiri, dia tidak mau seperti ibunya, bepura-pura jadi orang suci untuk menutupi kebusukan sendiri. Dia tidak punya muka setebal itu.



Ibu Jee membalas, kalau memang muka Jee sangat tipis maka kembalilah keluar negeri. Jangan menari untuk mencari nafkah dan tidur dengan laki-laki untuk mempermalukannya. Bilang saja pada dia berapa banyak uang yang Jee butuhkan. Dia akan mensupport Jee, anak satu-satunya. Jee tertawa, dia tak habis pikir dengan sikap ibunya, menurutnya itu mengusir daripada mendukungnya. Mengusir, karena ibunya tidak ingin melihat wajahnya. Ibunya tidak ingin dia dekat-dekat karena dia adalah duri di hati ibunya. Khun Ying yang selama ini dianggap malaikat oleh mayarakat benar-benar orang yang mata duitan, melakukan segalanya demi uang. PLAKKK, Khun Jariya menampar Jee . Ia memperingatkan Jee, dia takkan pernah mengizinkan Jee merusak hidupnya hanya karena kesembronoan Jee. Jee menangis mengatakan itu bukan kesembronoan. Tanya sama suaminya sendiri, apa yang sudah suaminya itu lakukan padanya.



Dao membujuk Jee untuk menceritakan apa yang Khun Sitta lakukan padanya, Jee berjanji akan menceritakan semuanya pada Dao tapi sekarang dia harus pergi melihat orang yang ditabrak nya dulu. Tak lama Chaiyan datang, dia melarang Jee bertemu Dao. Jee heran, kenapa mereka semua melarangnya, dia tak jadi ke kantor polisi, dan sekarang dia tak boleh melakukan apapun bahkan mengunjungi Tiw? Chaiyan kemudian memberitahu kalau Tiw sudah meninggal. Jee sontak kaget, ia menangis, merasa sangat bersalah atas apa yang telah dilakukannya.

bersambung...

Karena satu episodenya panjang, hampir 2 jam jadi aku buat empat bagian. Kalau rajin aku aku buat jadi tiga aja.

2 komentar:

  1. Thx
    Lanjut dong cingu
    😍😍😍😍πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

    BalasHapus
  2. LAnjuuuuuuuutπŸ˜₯πŸ˜₯πŸ˜₯ seru baca nya....

    BalasHapus